Kita tidak tahu apakah kita akan hidup nyaman
selamanya seperti saat ini, tidak ada konflik atau bahkan pecah perang. Namun
bila kita mengaca pada berbagai peristiwa baik di dalam maupun di luar negeri
yang telah terjadi, sepertinya tinggal menunggu bom waktu saja yang dapat
meledak kapan saja tanpa kita duga. Dari perang dunia, perang asimetris, hingga
proxy warfare dan cyber warfare.
Bukankah negeri kita itu bagai magnet bagi
negara-negara lain? Tanah yang diceritakan oleh banyak kitab suci, cerita
rakyat, dan dongeng-dongeng, hingga nubuat itu ada disini. Bahkan ada satu
negara yang mewajibkan rakyatnya untuk memperdalam penguasaan Bahasa Indonesia
dan Bahasa Jawa yang jauh disana bahkan menamakan ibukota negaranya dengan nama
Jawa, yang bahkan pelajaran itu dilupakan oleh kita sendiri bangsa Indonesia,
miris sekali. Kita tidak sadar atau mungkin terlena dengan keadaan saat ini,
kita tidak tahu begitu banyak negara-negara di sekitar yang menumpuk kekuatan
militernya hanya untuk menguasai negeri ini, negerinya para dewa.
Seharusnya kita mampu mewujudkan negara yang
"gemah ripah, loh jinawi" yang membuat rakyat serba berkecukupan
namun juga menjadi "Jalmo moro jalmo mati, sato moro sato mati, dewa moro
dewa keplayu" bagi mereka negara-negara imperialis karena negara ini
adalah "setra gondomayit". Bagiamana caranya? Perkuat alutsista
beserta nasionalisme rakyatnya.
Proyek pengadaan alutsista buatan dalam negeri
ditengarai mendapat sejumlah kendala diantaranya mengenai pendanaan, dukungan
hingga pemasarannya. Ini sangat rawan sekali mengingat dari sinilah kekuatan
militer Indonesia benar-benar dipertaruhkan bila proyek yang telah lama berjalan
tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Apalagi bila hasil akhirnya malah dibawa
lari keluar negeri, baik oleh oknum maupun institusinya.
Proyek-proyek yang sangat strategis itu diantaranya
adalah pengadaan Pesawat Tempur KFX/IFX , Pembuatan Kapal Selam Changbogo
Class, Proyek Kapal Siluman (Klewang Class), KCR, PKR, LPD, Tank Nasional
(Light, Medium hingga MBT), Helikopter Gandiwa, Rudal Pertahanan (R-Han), Roket
Peluncur Satelit (RPS) hingga Satelit Militer. Kesemuanya ini perlu mendapat
dukungan dari pemerintah, terlepas dari sisi politik, karena ini sudah
menyangkut masa depan negara Indonesia. Jangan sampai ada wacana penghentian
atau diambil alih oleh asing menjadi opsi yang ditempuh.
Saya masih yakin, bagaimanapun rintangan itu, masih
ada orang-orang atau lembaga yang peduli dan mempertaruhkan jiwa dan raganya
untuk bangsa dan negara. Saya juga masih yakin bahwa TNI tetap solid, tidak
terpecah belah, serta pemikir dan pakar-pakar masih terus bekerja apapun
kebijakan pemerintah saat ini meskipun dengan "jalan yang sunyi".
Karena sejatinya, semua ini sudah dikaji dan diantisipasi jauh-jauh hari oleh
para pemangku kepentingan. Plan B dan C masih berjalan, dan terus berjalan.
Salam NKRI.
Sumber: MiliterNKRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar