Kamis, 28 Agustus 2014

Menhan: Kebutuhan Alutsista Perairan Indonesia 48 Kapal




Kanon utama KCR-60 nantinya akan diganti menjadi kaliber 57mm, selain itu kapal dengan sea state level 6 ini akan dilengkapi dengan auxiliary gun 20 mm, peluncur rudal SSM dan decoy launcher  (photo : Viva)


Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengemukakan, kebutuhan ideal alutsista untuk memperkuat keamanan di perairan Indonesia sesuai rencana strategis mencapai 48 unit kapal.

"Dari puluhan kapal itu sebanyak 16 unit berupa kapal cepat rudal (KCR) 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 16 unit kapal patroli cepat," kata Purnomo Yusgiantoro, ditemui usai menerima kapal pesanan kedua TNI AL, KCR 60 M dengan nama KRI Tombak-629, di PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.

Mengenai pembangunan 16 unit KCR tersebut, ungkap dia, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Apalagi, sampai sekarang kapasitas produksi di PT PAL Indonesia masih mencapai tiga unit kapal per tahun.

"Total KCR yang kami pesan tergolong multi role karena dipersenjatai dengan rudal, meriam, dan software yang bisa digunakan untuk perang elektronik," ujarnya.

Sementara, menurut dia, desain kapal yang dilengkapi sistem multi role itu diyakini mampu bertempur dengan mengantisipasi serangan udara, laut, maupun darat.

"Bahkan terhadap perang walfare sekalipun," katanya.

Pada kesempatan serupa, KSAL Laksamana Marsetyo, menambahkan, pembangunan KCR 60 meter akan diserahkan ke PT PAL Indonesia sebagai Lead Integrator. Sementara, untuk KCR 40 meter nantinya akan dibangun di galangan kapal di Batam.(*)

(Antara)

1 komentar:

  1. Dengan jumlah KCR yang cukup maka tidak ada celah dari perairan Nusantara yg tidak terawasi oleh TNI AL ,sehingga NKRI sebagai Negara kepulauan wibawanya terjaga,dan di segani negara lain,takkan ada lagi kapal perang Ausie yang mendorong perahu pengungsi memasuki wilayah Kita.

    BalasHapus