Rabu, 22 April 2015

Koalisi akhiri serangan udara di Yaman tapi tetap terbuka pilihan


Koalisi akhiri serangan udara di Yaman tapi tetap terbuka pilihan
Armada pesawat tempur Kerajaan Arab Saudi. Koalisi pimpinan Arab Saudi menyatakan penghentian serangan-serangan udara yang telah berlangsung selama empat pekan di Yaman. (Reuters)

Kami tidak tahu apa yang konvoi kapal Iran akan lakukan, tetapi kami mengawasi mereka
Riyadh (ANTARA News) - Koalisi pimpinan Arab Saudi menyatakan penghentian serangan-serangan udara yang telah berlangsung selama empat pekan di Yaman, dengan menyatakan ancaman pemberontak dukungan Iran di sana telah dihalau dan operasi memasuki tahap politik.

Namun, serangan-serangan dapat dilakukan kembali jika gerakan-gerakan pemberontak Al-Houthi, yang beraliran Syiah, terjadi lagi. Ditambahkan, blokade laut atas negara yang strategis di ujung Jazirah Arab itu akan berlanjut.



Iran, yang berfaham Syiah, menyambut baik langkah tersebut, dengan menyebutnya suatu "langkah maju" menuju penyelesaian konflik itu, sementara belum ada reaksi segera dari pemberontak Al-Houthi.

Tetapi pengumuman tersebut dikeluarkan sementara satu kapal induk Amerika Serikat menuju ke Laut Arab, dan Washington menyatakan Amerika Serikat terus memantau kapal-kapal Iran yang diperkirakan membawa senjata untuk pemberontak, tindakan yang melanggar embargo PBB.

Koalisi itu telah "mengakhiri Operasi Badai Pamungkas" berdasarkan atas permintaan pemerintah Yaman dan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, kata juru bicaranya Brigadir Jenderal Ahmed al-Assiri di Riyadh sebagaimana dikutip AFP.

Operasi itu, yang dimulai 26 Maret, akan berlanjut hingga tengah malam.

Satu pernyataan koalisi menyatakan langkah berikut akan bertujuan memulai kembali proses politik di Yaman, mengirim bantuan dan "memerangi terorisme" di negara itu, rumah bagi kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaida.

Secara diplomatik, koalisi itu akan mencari "kerja sama internasional ... untuk mencegah pasokan senjata sampai ke tangan" pemberontak.

Koalisi juga akan "menghadapi gerakan-gerakan dan operasi militer milisi Al-Houthi dan para sekutunya... untuk mencegah mereka menggunakan senjata yang dicuri dari kamp-kamp militer atau diselundupkan dari luar negeri", tambahnya.

Pasukan koalisi akan "terus melindungi warga sipil di Aden dan membidik setiap usaha untuk melakukan operasi-operasi" oleh milisi, kata Al-Assiri.

Wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham, yang berbicara di Teheran, mengatakan, "Pemberlakuan gencatan senjata dan penghentian pembunuhan orang-orang tak bersalah dan tak berdaya merupakan langkah maju."

Dalam keterangan yang disiarkan kantor berita IRNA, ia mengharapkan bantuan kemanusiaan akan segera dikirim dan "situasi bagi pembicaraan antara pihak-pihak dan kelompok-kelompok Yaman bagi formasi suatu pemerintahan komprehensif dimulai lagi".

Tetapi di tengah-tengah laporan adanya konvoi sembilan kapal Iran di kawasan itu, Angkatan Laut AS mengatakan Washington mengirim kapal induk USS Theodore Roosevelt dan kapal jelajah USS Normandy.

Juru Bicara Pentagon Kolonel Steven Warren mengatakan laporan-laporan media yang menyatakan pihak Amerika siap-siap mencegah konvoi Iran itu mencapai Yaman jika membawa senjata merupakan "agak aneh".

"Kami tidak tahu apa yang konvoi kapal Iran akan lakukan, tetapi kami mengawasi mereka," kata Warren. "Dengan memiliki kekuatan laut di kawasan itu, kami akan lakukan pilihan-pilihan kami."

Yaman, yang berlokasi di rute-rute penting bagi pelayaran dan berbatasan dengan Arab Saudi, yang kaya akan minyak, terjerembab ke dalam konflik tahun lalu ketika peemberontak Al-Houthi menguasai Ibu Kotanya, Sanaa.


antaranews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar