Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat tak disebut jatidirinya, memperkirakan bahwa lebih dari 100 warga AS telah melakukan perjalanan atau mencoba untuk melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung terkait konflik di negara itu.
Mereka telah melakukan perjalanan untuk bergabung dengan kelompok radikal termasuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS/IS), kelompok militan melawan rezim Bashar al-Assad di Suriah yang telah memperluas
perjuangannya ke negara tetangganya, Irak.
"Kami berpikir bahwa ada sekitar 12.000 pejuang dari setidaknya 50 negara di Suriah - pejuang asing, termasuk sejumlah kecil orang Amerika - yang mungkin telah melakukan perjalanan ke Suriah sejak awal konflik" lebih dari tiga tahun yang lalu," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf.
"Mereka mungkin tidak semua masih berada di sana," katanya, tanpa mengungkapkan berapa jumlah orang Amerika tersebut.
Para pejabat AS telah mampu mengidentifikasi upaya perekrutan terorganisir yang ditujukan untuk warga AS, seperti yang terjadi di Eropa.
Washington telah secara terbuka menyatakan bahwa para pejuang Barat menimbulkan risiko berbahaya, terutama ketika mereka kembali ke negara asal mereka.
Pada akhir September, Presiden Barack Obama dijadwalkan menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi Dewan Keamanan dengan para kepala negara lain yang berfokus mengenai ancaman akut yang ditimbulkan oleh para pejuang asing di Suriah dan Irak.
Selama 12 Agustus kunjungannya ke Sydney, Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan bahwa Washington dan Australia sepakat untuk bersikap khawatir terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh para pejuang jihad asing di Suriah, Irak dan tempat lain terhadap PBB, demikian AFP.
antaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar