Jakarta (MI) : Kementerian Pertahanan RI
(Kemhan RI) dan Badan Negara Urusan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Industri untuk Pertahanan Nasional (SASTIND) Tiongkok sepakat untuk
menindaklanjuti kerjasama (MoU) di bidang industri pertahanan, peralatan
militer dan logistik yang telah ditandatangani tanggal 22 Maret 2011
lalu di Jakarta.
Kerja sama pertahanan dan logistik yang ingin dikembangkan diantaranya meliputi pengadaan peralatan militer di bidang-bidang tertentu yang disepakati antar kedua pemerintah dan transfer of technology (ToT) peralatan militer tertentu yang tidak terbatas pada perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, upgrade dan pelatihan. Selain itu beberapa hal yang ingin dikembangkan yaitu produksi dan pengembangan bersama peralatan militer tertentu serta pemasaran bersama peralatan militer dalam dan/atau di luar negara masing-masing.
Kerjasama dengan industri pertahanan dari luar negeri diantaranya dengan negara Tiongkok pada dasarnya untuk meningkatkan dan mengembangkan kerjasama saling menguntungkan dalam industri pertahanan masing-masing negara. Hal itu diungkapkan Dirjen Pothan Kemhan Dr. Timbul Siahaan selaku ketua delegasi Indonesia saat membuka Defence Industry Cooperation Meeting (DICM) ke-3 RI-Tiongkok, Kamis (21/8), di Kemhan Jakarta.
Diharapkan dengan kerjasama ini akan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang industri dan logistik pertahanan antar kedua negara dengan lebih berimbang dalam hal alih teknologi maupun dari segi nilai ekonominya sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemberdayaan segenap kemampuan industri nasional dalam mendukung pemenuhan kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam).
Sementara itu Director General Department of Military Trade and Foreign Affairs Madam Zhan Chunli yang merupakan ketua delegasi SASTIND Tiongkok menyatakan penghargaannya yang tinggi kepada pemerintah Indonesia atas sambutan hangat yang telah diberikan dan juga penghargaan yang tinggi atas kemajuan yang telah dicapai kedua negara dalam pertemuan sepanjang tahun lalu.
Pertemuan DICM ke-3 yang diselenggarakan mulai tanggal 21-22 Agustus 2014 dan dihadiri perwakilan dari BUMN-IS membahas berbagai kemajuan yang dicapai dalam pertemuan DICM ke-2 diantaranya mengenai C-705 Anti Ship Missile, Defence Electronis Complex of Indonesia (DECI) Program, GCI Radar Project, SEWACO KCR 40, SEWACO KCR 60, UAV Mission System, Precision Guided Bomb (PGB) Project dan AA Gun.
Pada hari kedua pertemuan DICM ke-3, Jumat (22/8), rombongan delegasi SASTIND tiongkok melakukan kunjungan ke PT LEN Industri dan PT Pindad di Bandung. Dalam kunjungannya ke PT Pindad, kedua negara sepakat untuk melakukan penandatanganan perjanjian MoM dan LoI Mission System UAV. Selain itu, dalam rangkaian kunjungannya ke industri pertahanan di Bandung kedua Negara direncanakan akan melakukan penandatanganan Basic Agreement C-705.
Kerja sama pertahanan dan logistik yang ingin dikembangkan diantaranya meliputi pengadaan peralatan militer di bidang-bidang tertentu yang disepakati antar kedua pemerintah dan transfer of technology (ToT) peralatan militer tertentu yang tidak terbatas pada perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, upgrade dan pelatihan. Selain itu beberapa hal yang ingin dikembangkan yaitu produksi dan pengembangan bersama peralatan militer tertentu serta pemasaran bersama peralatan militer dalam dan/atau di luar negara masing-masing.
Kerjasama dengan industri pertahanan dari luar negeri diantaranya dengan negara Tiongkok pada dasarnya untuk meningkatkan dan mengembangkan kerjasama saling menguntungkan dalam industri pertahanan masing-masing negara. Hal itu diungkapkan Dirjen Pothan Kemhan Dr. Timbul Siahaan selaku ketua delegasi Indonesia saat membuka Defence Industry Cooperation Meeting (DICM) ke-3 RI-Tiongkok, Kamis (21/8), di Kemhan Jakarta.
Diharapkan dengan kerjasama ini akan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang industri dan logistik pertahanan antar kedua negara dengan lebih berimbang dalam hal alih teknologi maupun dari segi nilai ekonominya sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemberdayaan segenap kemampuan industri nasional dalam mendukung pemenuhan kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam).
Sementara itu Director General Department of Military Trade and Foreign Affairs Madam Zhan Chunli yang merupakan ketua delegasi SASTIND Tiongkok menyatakan penghargaannya yang tinggi kepada pemerintah Indonesia atas sambutan hangat yang telah diberikan dan juga penghargaan yang tinggi atas kemajuan yang telah dicapai kedua negara dalam pertemuan sepanjang tahun lalu.
Pertemuan DICM ke-3 yang diselenggarakan mulai tanggal 21-22 Agustus 2014 dan dihadiri perwakilan dari BUMN-IS membahas berbagai kemajuan yang dicapai dalam pertemuan DICM ke-2 diantaranya mengenai C-705 Anti Ship Missile, Defence Electronis Complex of Indonesia (DECI) Program, GCI Radar Project, SEWACO KCR 40, SEWACO KCR 60, UAV Mission System, Precision Guided Bomb (PGB) Project dan AA Gun.
Pada hari kedua pertemuan DICM ke-3, Jumat (22/8), rombongan delegasi SASTIND tiongkok melakukan kunjungan ke PT LEN Industri dan PT Pindad di Bandung. Dalam kunjungannya ke PT Pindad, kedua negara sepakat untuk melakukan penandatanganan perjanjian MoM dan LoI Mission System UAV. Selain itu, dalam rangkaian kunjungannya ke industri pertahanan di Bandung kedua Negara direncanakan akan melakukan penandatanganan Basic Agreement C-705.
Sumber : DMC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar