Salah satu kekejaman ISIS diberitakan oleh stasiun televisi Arab, Aljazeera, yang mengutipkan metode eksekusi lawannya yanng kemudian mereka publikasikan lewat media sosial.
Eksekusi brutal itu terjadi ketika ISIS menghukum mati 700 warga suku al-Sheitat di Suriah timur dalam dua pekan terakhir.
Pesta pembantaian itu terjadi di beberapa desa yang dihuni suku Arab al-Sheitat di Provinsi Deir Ezzor, Suriah, lapor Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah (SOHM) seperti dilaporkan Aljazeera.
Menurut SOHM yang menentang kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang beraliran Syiah Alawiyah, banyak dari korban itu dipenggal setelah ditangkap ISIS. 100 korban dari yang para korban dipenggal itu adalah anggota milisi al-Sheitat.
Ketua SOHM, Rami Abdel Rahman, mengatakan sekitar 1.800 anggota kabilah al-Sheitat di Deir Ezzor tidak lagi diketahui nasibnya.
Eksekusi kejam para laskar ISIS ini bahkan dikecam oposisi Suriah yang mayoritas Sunni dan menentang Bashar Al-Assad. Sabtu kemarin, Koalisi Nasional Suriah (SNC) yang beroposisi kepada Assad menyeru Amerika Serikat dan sekutunya untuk melancarkan serangan udara kepada basis-basis ISIS di Suriah, seperti dilakukan AS ke Sinjar di Irak.
"Bungkamnya masyarakat internasional sulit dipercaya. Tak ada alasan mereka terus membutakan diri terhadap apa yang terjadi di Suriah. Kami mendapatkan laporan dari dokumen-dokumen dan video bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Deir Ezzor dilakukan ISIS dalam skala harian," kata pemimpin SNC Hadi al-Bahra.
Mengerikan
Video berisi cuplikan gambar mengerikan beredar secara online yang memperlihatkan pemenggalan beberapa warga al-Sheitat di desa-desa Suriah.
Aljazeera melaporkan, pada cuplikan video itu tergambar orang-orang ISIS tertawa dan mengolok-olok para korban dengan menirukan kambing yang disembilih selagi mereka mengeksekusi para korban.
Beberapa korban yang dieksekusi itu bahkan termasuk mereka yang cedera karena memerangi ISIS. Sejumlah laporan menunjukkan para laskar ISIS menyeret sejumlah orang dari rumah sakit Hujein dan New Medical Center di kota Mayadeen sebelum memenggal kepala mereka.
Pembantaian itu terjadi setelah negosiasi kedua kelompok (ISIS dan warga kabilah al-Sheitat) gagal, dan setelah para pemimpin suku-suku al-Sheitat menolak pernyataan setia kepada ISIS.
Minggu pekan lalu, seorang pemimpin al-Sheitat menyeru para laskar ISIS untuk bertobat dan meninggalkan kelompoknya. Pemimpin al-Sheitat ini menyeru para laskar ISIS untuk mengikuti "agama rahmat" dan meninggalkan apa yang disebutnya "gembala penyimpang".
Dalam kejadian terpisah Sabtu kemarin, setidaknya 22 orang mati ketika sebuah bom mobil diledakkan di sebuah provinsi bagian selatan Suriah yang dikuasai pemberontak Sunni penentang Assad.
Ledakan itu terjadi di depan sebuah masjid di kota Namar di Provinsi Deraa yang dikuasai pemberontak Suriah. Turut menjadi korban dalam kejadian ini adalah para wanita dan seorang anak kecil, demikian Aljazeera.
antaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar