Peshmerga berjuang menghentikan gerak maju pasukan ISIS yang mengubah nama menjadi Negara Islam (IS) dan terhubung dengan Alqaida.
Pejabat mengatakan senjata-senjata itu dipasok Badan Intelijen Pusat AS (CIA) tetapi Pentagon mungkin segera mempersenjatai para pejuang Kurdi yang menguasai kembali dua kota penting di utara berkat bantuan serangan udara AS.
Para pejabat menolak menyebutkan kapan program pasokan senjata itu dimulai atau jenis senjata yang dikirim.
Senjata-senjata juga dikirim dalam tiga pengiriman dari pemerintah Irak di Baghdad ke Arbil, ibu kota Kurdistan Irak,yang terdiri sebagian besar senapan serbu AK-47 dan amunisi, kata para pejabat AS.
Reuters melaporkan Jumat bahwa pemerintah Irak mengirim amunisi ke Arbil.
Para pejabat AS mengatakan enggan melakukan tindakan apa pun yang mungkin dapat meningkatkan ambisi Kurdi bagi otonomi.
Presiden AS Barack Obama dikecam karena enggan atau terlalu lambat melakukan intervensi dalam masalah-masalah kebijakan luar negeri yang menumpuk termasuk peningkatan dramatis IS yang menguasai utara dan barat negara anggota OPEC itu.
Seorang pejabat senior pertahanan AS mengaku bahwa AS membantu senjata dan amunisi yang dibutuhkan Kurdi tetapi bukan dari Departemen Pertahanan. Para pejabat mengatakan Pentagon sedang membicarakan tentang bagaimana meningkatkan dukungan militernya kepada Kurdi dan dapat segera menyetujui keputusan memasok langsung senjata senjata.
"Kurdi membutuhkan senjata-senjata tambahan. Kami akan memberikan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf.
Pekan lalu, Washington melancarkan serangan militer pertamanya di Irak sejak menarik pasukannya dari negara itu pada 2011.
(H-RN/B002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar