Senin, 03 November 2014

Rafale akan Ditepuk seperti Nyamuk !



 
Jet tempur Rafale Perancis
Jet tempur Rafale Perancis
New Delhi – Pesawat tempur Rafale Angkatan Udara India yang dibeli dari Perancis “akan ditepuk seperti nyamuk di malam hari (Agustus) oleh pesawat tempur China dalam peperangan, ujar Duta Besar Rusia untuk India Alexander Kadakin, 18/10/2014.

Pernyataan ini disampaikan pihak Rusia, setelah pesawat MiG-35 kalah di awal kompetisi untuk tender 126 pesawat tempur medium multirole ke India, dan kesepakatan ini bisa menjadi salah satu kontrak militer terbesar di dunia mencapai $ 20 miliar.
Rusia adalah pemasok terbesar perangkat keras militer India dan sebagian besar pesawat tempur garis depan IAF berasal dari Rusia, dan salah satunya adalah pesawat tempur Sukhoi 30MKI, yang jatuh di dekat Pune, Selasa.
Duta Besar Rusia Alexander Kadakin marah karena sebagian besar media di India “pro-Barat” -“dan mereka tidak melaporkan fakta”- bahwa pesawat tempur Sukhoi 27 Rusia yang dipasok ke Tentara Pembebasan Rakyat China (Angkatan Udara) lebih baik dalam pertempuran dari pada Rafale buatan Perancis.
Meskipun Rusia adalah pemasok militer terbesar India, Amerika Serikat, Israel dan mungkin Perancis terus meningkatkan pangsa pasar mereka dengan angkatan bersenjata India. Hal ini telah menyebabkan Moskow merasa “sakit perut”.
Presiden Rusia Vladimir Putin -yang kemungkinan akan mengunjungi India pada bulan Desember- dan Perdana Menteri Narendra Modi, menurut Alexander Kadakin memiliki “hubungan pribadi” yang spesial.
Pertemuan nanti akan bertepatan dengan perpanjangan kesepakatan kerja sama teknis militer India dan Rusia yang memiliki perjanjian pertahanan yang unik.
“Saya tidak mengerti mengapa Anda membeli (jet tempur Rafale Perancis)” dan “kami terkejut bahwa (Rafale) yang dibeli,” kata Kadakin.
Saat ini India juga mengimpor Sukhoi 30MKI lebih banyak dan membangun pesawat tempur melalui perjanjian transfer-of-teknologi dengan Rusia. Kadakin mengatakan pengaruh Barat pada akuisisi pertahanan India telah membingungkan karena “Amerika Serikat telah mentransfer zero teknologi (nihil) kepada India”, sedangkan Rusia telah berbagi teknologi penting dan tidak ada negara lain yang bersedia melakukan hal itu kepada India.
image
Rusia menawarkan kapal induk Admiral Gorshkov, sekarang INS Vikramaditya, ke India, ketika tidak ada negara lain yang bersedia untuk memberikan kapal induk. India membeli kapal itu sekaligus dengan biaya reparasinya seharga $ 2,4 miliar.
Rusia dan India bersama-sama mengembangkan rudal jelajah supersonik Brahmos. Alexander Kadakin juga membeberkan daftar transfer teknologi dan pasokan penting dari Rusia, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kudankulam.
“Amerika Serikat bahkan tidak bertindak seujung kuku pun tentang pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk India, sedangkan Rusia telah mulai membangun unit kedua di Kudankulam,” katanya. (Telegraphindia.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar