Senjata baru
Rusia SAM Tor-2ME dan Osa-AKM akan dipamerkan dalam pameran
internasional Tank Biathlon 2014 di daerah Alabino, Moskow, bersamaan
dengan Hari Inovasi Kementerian Pertahanan Rusia. Ahli Rusia
memprediksi, sistem ini kelak akan dibeli oleh Indonesia.
————————————————————————————————————————————————————————
Sistem SAM Tor-M2E hasil modifikasi kini dapat menyerang empat sasaran udara dengan
empat rudal antipesawat dalam jarak hingga 15 kilometer. Foto: ITAR-TASS
SAM Tor dan Osa adalah
sistem rudal antipesawat untuk pertahanan udara jarak dekat yang dibuat
untuk berbagai obyek. Di samping itu, sistem ini dapat digunakan dalam
penyerangan sebagai pelindung kelompok tank.
Kompleks ini awalnya
dikembangkan sebagai senjata utama untuk melawan serangan udara yang
masif di medan perang. Tor dan Osa berada di garis terakhir pertahanan,
menetralkan senjata musuh yang mendekati sasaran, bertindak selaras
dengan sistem rudal pertahanan udara jarak dekat sebagai alat
perlindungan langsung, seperti Tunguska atau Pantsir.
Dalam beberapa dekade
terakhir, Osa dan Tor tidak hanya melayani angkatan bersenjata Rusia,
tapi juga digunakan oleh angkatan bersenjata lain. Kedua senjata ini
sering digunakan dalam konflik bersenjata di seluruh dunia.
SAM Tor-M1 dan Osa juga digunakan di Mesir, India, Suriah, Ekuador, Kuba, Yordania, Venezuela, dan Tiongkok.
Sistem ini terus mengikuti
zaman, karena AAMS (Sistem Antirudal Udara) mereka selalu ditingkatkan
dan diperbaiki. Modifikasi baru Osa, Osa-AKM, telah dilengkapi dengan
peralatan elektronik baru yang melengkapi senjata ini dengan alat
identifikasi dan navigasi satelit modern. Osa-AKM kini dapat secara
efektif melawan segala jenis senjata udara cerdas, mulai dari UAV hingga
rudal presisi.
Andal, Dinamis, Cepat
Sistem SAM Tor-M2E
hasil modifikasi kini dapat menyerang empat sasaran udara dengan empat
rudal antipesawat dalam jarak hingga 15 kilometer.
Seperti generasi kompleks
jarak dekat sebelumnya, SAM Tor-M2 bertujuan melawan dan mengalahkan
rudal pesawat kelas udara-darat dan bom udara terkontrol dan terkendali,
rudal antiradar, pesawat aviasi taktis dan militer, rudal jelajah,
helikopter, dan kendaraan udara tanpa awak.
Pemeran Hari Inovasi Kementerian Pertahanan Rusia adalah kegiatan
bagi khalayak profesional yang diselenggarakan untuk menunjukkan gagasan
dan perkembangan menjanjikan dari industri Rusia oleh eksekutif dan
spesialis Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Rusia.
Menurut pakar militer Igor
Korotchenko, Tor memiliki banyak keunggulan dibanding kompleks sejenis
yang dibuat di negara lain. Salah satu keunggulan tersebut adalah waktu
respons kompleks yang cepat karena pengerahannya hanya membutuhkan waktu
tiga menit, serta mobilitas yang tinggi. Setelah menembak, kompleks ini
dapat dengan cepat mengubah lokasinya sehingga dapat menghindari
tembakan musuh dan kru Tor tetap aman. Hal itu membuat risiko bagi kru
dan senjata itu sendiri dapat diminimalkan. Korotchenko juga
menambahkan, Tor mudah dipadukan dengan sistem pertahanan udara yang
sudah ada sambil berupaya membuat sistem penggunaan secara otonom.
Merambah Indonesia
Kedua sistem ini digunakan
juga di Yunani, salah satu negara NATO. Hingga Jumat (1/8), Uni Eropa
telah mengenakan sanksi pada Rusia dalam bidang kerja sama
militer-teknis. Embargo militer tersebut membuat kerja sama
militer-teknis antara Rusia dan Uni Eropa dihentikan, termasuk Yunani
yang produk negaranya disuplai oleh Pabrik Elektromekanis Kupol di
Izhevsk, bagian dari PVO Almaz-Antey Concern yang memproduksi sistem
pertahanan udara.
Untungnya, SAM jarak dekat ini memiliki
prospek ekspor yang bagus di negara-negara Asia Tenggara. Menurut editor
majalah perdagangan Vestnik PVO Said Aminov, sistem Tor mungkin akan dibeli oleh Indonesia.
“Pembelian peralatan militer semacam ini dapat memperbaiki stabilitas
militer dan politik negara yang berada di wilayah Asia Tenggara yang
cukup aktif,” kata Aminov. (indonesia.rbth.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar