Perjalanan ceria menyambut tahun baru 2015 bagi
para penumpang pesawat Airasia berganti
duka yang mendalam. Sukacita yang
direncanakan para penumpang menjadi duka cita seluruh dunia. Pesawat penumpang
low cost Airasia jenis Airbus 320-200 dengan nomor penerbangan QZ 8501 jurusan
Surabaya-Singapura jatuh di perairan dangkal dekat Pangkalan Bun Kalimantan
hari Ahad tanggal 28 Desember 2014.
Peristiwa itu mengejutkan, sangat memilukan dan mengharukan seluruh dunia.
Peristiwa itu mengejutkan, sangat memilukan dan mengharukan seluruh dunia.
BASARNAS bergerak dengan koordinasi cepat
mengerahkan berbagai kapal dan pesawat yang hampir seluruhnya punya TNI dan
dalam waktu 3 hari ditemukan barang bukti pertama berupa jenazah yang akhirnya
menjelaskan kepada kita bahwa kehilangan kontak itu berakhir pada keping-keping
yang berserakan dilaut. Perlu dicatat bahwa kecepatan operasi itu didukung
penuh oleh berbagai kekuatan yang dimiliki negeri ini yang intinya adalah
kekuatan alutsista.
Adanya alutsista anyar sebagai hasil modernisasi
militer Indonesia yang sedang berlangsung saat ini sangat berarti dalam operasi
militer selain perang ini. Artinya modernisasi militer kita sudah memberikan
manfaat. KRI Bung Tomo misalnya tidak hanya mampu mendeteksi tapi juga mampu
mengatur trafik lalulintas penerbangan di sekitarnya. Demikan juga dengan KRI Banda Aceh yang asli
buatan anak negeri yang mampu menampung 3 helikopter.
KRI Banda Aceh 593,sebagai kapal markas evakuasi |
BASARNAS sendiri sesungguhnya sedang dimodernisasi
“alutsistanya”. Kehadiran kapal berkonstruksi Trimaran KN Purworejo 101 bersama
peralatan SAR yang lain mendukung operasi laut evakuasi Airasia dengan lawan
utama cuaca ekstrim. KN Purworejo 101
bersama KN Pacitan 102 adalah 2 kapal
gagah milik BASARNAS yang baru selesai dibuat. Sementara armada udara
terbarunya diperkuat dengan 2 heli Dauphin yang lincah.
BAKAMLA (Badan Keamanan Laut) yang baru
dibentuk pertengahan Desember 2014
menyertakan kapal barunya KN Bintang Laut 4801 dalam operasi tanpa lelah itu.
BAKAMLA saat ini sudah memiliki kapal “asli untuk dia” yaitu KN Bintang Laut
4801, KN Singa Laut 4802 dan KN Kuda Laut 4803. TNI AL sudah berjanji akan
menghibahkan 10 kapal patrolinya untuk memperkuat BAKAMLA dan BAKAMLA sendiri
sedang membangun armadanya secara besar-besaran sampai 30 kapal dalam lima
tahun ke depan.
Pertunjukan koordinasi dan komunikasi armada laut
dan udara dalam kafilah kemanusiaan BASARNAS yang mengharukan itu, mampu
ditunjukkan dengan apik,cerdas dan gagah meski sudah berhari-hari. Link
komunikasi pesawat udara dan kapal perang berlangsung sangat bagus tentu karena
adanya sentuhan teknologi informasi militer canggih yang sudah dimiliki oleh
tentara Indonesia.
Parade KRI dan Helikopter pada HUT TNI 5 Oktober 2014 |
Apresiasi internasional ditunjukkan dalam operasi
SAR itu yang berhasil menemukan korban dalam waktu 3 hari. Lokasi jatuhnya pesawat Airasia sesungguhnya
berada di halaman dalam rumah kita, perairan dangkal selat Karimata yang
sebenarnya dulu mempersatukan daratan Sumatera, Jawa dan Kalimantan dengan Asia
sebelum Es mencair puluhan ribu tahun yang lalu. Meski dangkal itu laut tapi ternyata sangat
liar karena sedang dalam musim “pubernya” alias pusing karena bergairah ombaknya.
Kemampuan daya tahan personal pasukan khusus TNI AL
teruji dan kembali diuji di medan yang sesungguhnya. Juga pembuktian uji kualitas teknologi
alutsista yang baru dibeli. KRI Bung Tomo, KRI Banda Aceh, KRI Sultan Hasanuddin,
Helikopter Mi35, Bell412 Ep, CN 235 MPA, CN295, Super Puma, Hercules, Heli
Basarnas Dauphin diperlihatkan dalam unjuk kerja berhari-hari yang ditonton
dengan tekun dan takjub oleh dunia.
Bantuan negara sahabat yang mengerahkan berbagai
alutsista laut dan udaranya seperti Singapura, Malaysia, Australia, Cina, AS,
Rusia menunjukkan jalinan persahabatan based on kemanusiaan yang mampu
melintasi sekat dan selat kesombongan dan persaingan berbasis egois negara.
Unjuk kerja peralatan dan teknologi yang dipunyai negara sahabat itu juga untuk
menguji kemampuan dan ketrampilan penggunaan dengan koordinasi terpadu bersama
BASARNAS. Kita mengapresiasi mereka dan
patut berterimakasih.
Ongkos pencarian dan penyelamatan itu tentu sangat
mahal termasuk juga ongkos keletihan para personil yang ikut serta dalam
kafilah kemanusiaan itu. Pelajarannya
adalah terpenuhinya uji nilai kemanusiaan antar negara yang ternyata tetap
menjadi nomor satu. Persahabatan antar negara, persahabatan antar kesatuan
dalam tugas kemanusiaan yang mulia itu bernilai cum laude, dan tentu dicatat
Allah sebagai unjuk kerja amal terbaik “khoirunnas anfauhum linnas”, sebaik-baik manusia adalah
yang bermanfaat bagi orang lain.
Penting untuk dicatat sebagai pelajaran, jangan
remehkan regulasi misalnya mengajukan jadwal penerbangan. Seingat saya dalam urusan penerbangan yang
sudah saya lakukan beratus kali baik perjalanan dinas, perjalanan ibadah dan
perjalanan rekreasi tidak ada satu pun maskapai penerbangan yang saya tumpangi
itu memajukan jadwal penerbangannya. Ini kan penerbangan reguler, ada
jadwalnya, bukan carteran.
Airasia tentu harus memuhasabahkan dirinya,
termasuk juga Kemenhub untuk tidak terlalu emosional bereaksi. Lihatlah postur komandan BASARNAS yang gagah
dan bintang tiga itu, dia baru menangis ketika melihat duka para keluarga
korban. Tapi tidak menunjukkan raut
emosional ketika menjalankan tugas kemanusiaannya. Jazakumullahi Khoiron Katsiro untuk BASARNAS
dan TNI, ikut mendoakan bagi korban dan keluarganya. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
****
Jagarin Pane / 3 Januari 2015
Sumber: Analisis Alutsista
Tidak ada komentar:
Posting Komentar