JAYAPURA (MI) : Satu orang
anggota Mathias Wenda yang biasa membuat keributan di daerah Perbatasan
RI-PNG, Stanis Stanfa Chilong, menyatakan sumpah setianya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di hadapan Panglima Daerah Militer
(Pangdam) XVII/Cenderawasih, Mayjend TNI Christian Zebua di Pos
Pengamanan Skouw, Perbatasan RI-PNG, Kamis (14/8).
Lelaki berusia 74 tahun tersebut
mengatakan bahwa dirinya masuk ke NKRI karena sudah malas hidup di
perbatasan PNG karena kehidupan di sana jauh dari kenyamanan dan
kesejahteraan.
Stanis Stanfa Chilong, dengan tegas
menyatakan kesetiaannya kepada NKRI didasari niat yang tulus, kesadaran,
dan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjend TNI
Christian Zebua menyatakan bahwa masuknya Stanis tersebut adalah bukti
bahwa keamanan di perbatasan, khususnya di wilayah NKRI sudah aman dan
kondusif.
Pangdam sendiri menyatakan bahwa dirinya
menyambut dengan tangan terbuka kepada siapapun orang yang hendak
menyatakan kesetiaannya kepada NKRI, terlebih harapannya adalah kepada
masyarakat yang masih bergabung dengan KKB.
“Stanis adalah salah satu orang yang
selama ini mengikuti gerakannya Mathias Wenda, dan dengan sadar
menyatakan gabung dengan NKRI dan akan menyampaikan himbaun kepada
saudara-saudaranya yang ada di PNG untuk gabung dan membangun
daerahnya,”kata Pangdam kepada usai usai menyaksikan penandatanganan
pakta kesetiaan dari Stanis Stanfa Chilong.
Selain itu, terkait dengan perjanjian
keamanan diantara RI dan PNG, menurut Pangdam sudah berjalan dengan
cukup bagus dan sudah sering saling membantu. Namun untuk MoU secara
resmi sendiri, antara TNI dengan Tentara PNG masih belum dilakukan
karena biasanya hanya sekedar kesepakatan saat pertemuan diantara
keduanya.
“Memang kalau ada masyarakat yang
berbuat kejahatan di Indonesia, berbuat kejahatan di Papua Nugini, ini
lebih kepada tindakan-tindakan kepolisian, jadi kita koordinasi dengan
mereka untuk mengadapi kelompok bersenjata,”tandasnya.
Sementara itu, kepada wartawan, Stanfa
menyatakan dirinya telah tinggal di Muara Tami, Indonesia selama 10
tahun terakhir ini dan sudah membuat kebun dengan baik. Bahkan 12 anak
dan 40 cucunya yang ada di PNG nantinya juga akan dibawa untuk tinggal
di wilayah Indonesia karena kehidupan bisa lebih baik.
Sementara ini dia hanya sendiri saja menyatakan masuk ke NKRI, dan dalam waktu dekat akan membawa keluarganya yang lain.
“Di sana ada bos satu, Mathias Wenda itu
memang betul orang OPM. Kalau anak-anak yang tinggal di Baromo, Jako,
Wutung itu orang raskol. Jadi memang banyak orang yang bikin masalah di
sini lari ke PNG, orang bikin masalah di PNG lari ke sini. Jadi saya mau
ada surat berat antara PNG dan RI, biar bisa kerja sama saling tangkap
yang bikin masalah. Itu biar kami semua aman,”jelas Stanfa yang salah
satu anaknya telah masuk pendidikan Militer di Jakarta.
Sumber : JPNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar