Panglima TNI, Jenderal Moeldoko tak mau kecolongan lagi setelah Malaysia membangun tiang pancang untuk mercusuar di Tanjung Datu, Kalbar. Moeldoko akan membangun pangkalan militer khusus perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan.
"Pangkalan Militer akan saya bangun, 2015 mulainya," kata Moeldoko saat meninjau pembangunan tiang pancang untuk mercusuar oleh militer Malaysia di Tanjung Datu, Kalbar, Jumat (8/8/2014).
Pangkalan militer yang akan dibangun Moeldoko memiliki fasilitas yang cukup bagus. Di antaranya dermaga untuk kapal perang dan landasan udara untuk pesawat tempur.
"Landasan udara akan kita bangun sepanjang 2,5 kilometer, biar pesawat-pesawat baru kita bisa landing. Dermaga juga akan kita buat untuk sandar kapal," jelas Moeldoko.
Selain itu, Panglima TNI juga akan melengkapi pangkalan militer perbatasan itu dengan alat utama sistem senjata (alutsista) tercanggih. Seperti diketahui, Indonesia saat ini tengah belanja alutsista secara besar-besaran.
"Nanti alutsista pasti kita sediakan di sini," tegasnya.
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko geram usai meninjau tiang pancang yang dibangun militer Malaysia untuk mercusuar di Tanjung Datu, Kalimantan Barat. Moeldoko memastikan akan membongkar tiang pancang itu jika pihak Malaysia masih terus sulit diajak berunding.
"Kalau Malaysia masih ngeyel, diajak bicara masih alot, saya bongkar itu tiang pancangnya," kata Jenderal Moeldoko saat meninjau pembangunan tiang pancang mercusuar oleh Malaysia di Tanjung Datu, Kalbar, Jumat (8/8/2014).
Moeldoko menjelaskan saat ini sudah dua kali pemerintah dan Malaysia berunding terkait pembangunan tiang pancang itu. Namun perundingan masih berjalan alot dan tidak menemui kata sepakat.
"Kita akan satu kali berunding lagi dalam waktu dekat, tapi saya nggak mau lama-lama. Terlalu lama, saya bongkar ini," tegas Moeldoko.
Panglima TNI menjelaskan, tiang pancang itu dibangun di landas kontinental milik Indonesia. Artinya, daratan yang digunakan untuk membangun adalah milik Indonesia.
"Namun kalau perairannya memang masih abu-abu, karena masalah laut ini sangat rumit. Tapi kalau tanahnya itu milik kita," jelas Moeldoko.
sumber : detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar