Warga penganut Yazidi di Irak utara hidup dalam pengungsian karena diteror ISIS. | (AP)
Kelompok radikal itu diduga menyerbu desa kecil bernama Kojo, di Irak utara, setelah mereka menghabiskan waktu lima hari untuk membujuk warga desa tersebut agar pindah agama. Ketika para warga menolak pindah agama, kaum pria ditembak mati dan kaum perempuan diculik paksa.
”Mereka tiba di kendaraan dan mereka mulai mereka membunuh sore ini (kemarin),” kata pejabat senior Kurdi, Hoshiyar Zebari kepada Reuters yang dilansir Sabtu (16/8/2014). ”Kami percaya itu karena masalah keyakinan mereka. Pindah agama atau dibunuh,” lanjut dia.
Sebelumnya kelompok itu telah menculik sekitar 300 wanita, dengan dalih untuk memutus keturunan Yazidi. (Baca: ISIS Culik 300 Wanita Yazidi untuk Dihamili)
Anggota parlemen Irak dari etnis Yazidi, Mahama Khalil, menduga pembantaian itu terjadi dalam tempo satu jam. Sejumlah warga desa lain di dekat Desa Kojo, juga membenarkan adanya pertumpahan dari yang dilakukan kelompok radikal pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu.
”Dia mengatakan kepada saya bahwa kelompok Negara Islam telah menghabiskan lima hari mencoba membujuk warga untuk masuk Islam, mereka cerita panjang,” kata Khalil mengutip pengakuan warga desa.
”Dia kemudian mengatakan, para pria dikumpulkan dan ditembak mati. Para perempuan dan anak perempuan itu mungkin dibawa ke Tal Afar karena di situlah para pejuang asing berkumpul,” imbuh dia.
Seorang militan Inggris yang bergabung dengan ISIS, Nasser Muthana, melalui akun Twitter-nya juga mengkonfirmasi pemberitaan pembunuhan dan penculikan warga Yazidi.
“Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa kami memiliki ratusan budak wanita Yazidi sekarang di Suriah, Sebagaimana dengan yang diberitakan!” bunyi tweet Muthana.
sindonews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar