Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan angkatan
bersenjata Inggris siap mengambil tindakan di Asia Pasifik, jika
kepentingan dan aliansi di wilayah ini berada dalam risiko akibat adanya
gejolak keamanan regional. Hal ini dia sampaikan dalam kunjungannya ke
Singapura 30 Januari 2015, seperti yang disampaikan ahli pertahanan
Ridzwan Rahmat kepada IHS Janes di Inggris.
Mantan Menteri Pertahanan Inggris ini mengatakan dia kecewa pada
lambatnya rekonsiliasi padahal keterkaitan ekonomi terus meningkat di
wilayah Asia Pasifik.
Contoh dari Perang Dunia I menunjukkan bahwa hubungan ekonomi
mempunyai jaminan untuk perdamaian regional, namun masih bisa terkoyak
oleh persaingan strategis, kata Hammond. “Banyak pihak di dalam dan di
luar Asia gugup karena ketegangan politik dan meningkatnya nasionalisme
di Asia Timur,” kata Hammond.
Meskipun Inggris tidak mengambil posisi pada sengketa teritorial di
Laut China Timur dan Selatan, dan masih menolak untuk memperkuat
kekuatan di Asia, namun Hammond menyarankan agar sengketa teritorial
diselesaikan sesuai dengan aturan internasional.
London memiliki saham penting terkait keamanan di Asia dengan
perdagangan senilai 4,5 triliun dollar AS, yang melewati Laut Cina
Selatan setiap tahunnya.
Hammond juga mengatakan Inggris tetap berkomitmen dengan pakta
keamanan multilateral regional yang dikenal sebagai Kesepakatan
Pertahanan Lima Negara yang ditandatangani dengan Australia, Malaysia,
Selandia Baru dan Singapura pada tahun 1971.
“Itu berarti kita siap dan mampu untuk memobilisasi dukungan dari Asia-Pasifik kepada sekutu, teman, dan mitra,“ katanya.
Dia juga menyinggung keterlibatan Royal Navy dalam upaya bantuan di
Filipina pasca bencana Topan Haiyan tahun 2013 dan pencarian Malaysia
Airlines MH370.
China’s nationalistic Global Times menghubungkan langsung pernyataan
Hammond dengan perjanjian maritim yang ditandatangani antara Beijing dan
Buenos Aires selama kunjungan Presiden Cristina Kirchner dari Argentina
pada 03-05 Februari 2015.
Perjanjian ini memungkinkan China menjual kapal perang, kendaraan
lapis baja dan pesawat militer kepada Argentina. China juga akan
membantu AL Argentina membangun armada korvet kelas Malvinas, yang dapat
dianggap sebagai provokasi ke London, kata Global Times. Malvinas
adalah nama yang diberikan Argentina untuk Kepulauan Falkland, wilayah
luar negeri Inggris di Atlantik Selatan yang diserang oleh Argentina
pada tahun 1982. (WantChinaTimes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar