Saat ini ada 5 isu strategis
nasional, yaitu Ancaman Konvensional dan Non-Konvensional, Kondisi
Geografis Indonesia, Gangguan Kemanan masih cukup besar, Permasalahan
Perbatasan dan Kemandirian Masih Terbatas. Berhubungan dengan judul
artikel maka kita akan membahas tentang “KEMANDIRIAN MASIH TERBATAS”.
Untuk mengejar kemandirian dan penguasaan teknologi, pemerintah membuat 7 program kemandirian industri pertahanan, yaitu Pembangunan
Industri Propelan Nasional, Pengembangan Kapal Selam, Pengembangan
Pesawat Tempur (IFX), Pengembangan Roket dan Rudal Nasional,
Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional, Pengembangan Radar
Nasional, dan Pengembangan Tank Nasional (medium).Kemarin sudah
dibahas masalah Pembangunan Industri Propelam Nasional, rencana jangka
menengah pembangunan kapal PKR atau Frigate Nasional, dan Pengembangan Kapal Selam.
Pengembangan Roket dan Rudal Nasional
Program pengembangan roket nasional di Indonesia akan memberikan
kesempatan kepada industri dalam negeri terkait membangun kemampuan
dan menguasai teknologi peroketan untuk kemandirian pertahanan. Untuk
itu, dilakukan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada sebagai modal
awal untuk mulai mengembangkan kemampuan dalam litbang dan produksi
roket serta rudal untuk persenjataan TNI.Secara bertahap dikembangkan roket dan rudal nasional dengan memperhatikan kebutuhan operasi yang sesuai dengan kondisi negara Indonesia dan mengintegrasikan kemampuan nasional untuk mengembangkan teknologi pertahanan yang berbasis teknologi kedirgantaraan. Awal pengembangan dimulai dengan roket diameter 122 mm dengan jarak jangkau 20 km.
Sejak saat itu sudah 3 tipe motor roket yang dihasilkan yaitu RX1210 propelan komposit 1m bintang 8, RX1213 propelan komposit 1,3 m bintang 7, RX1220 dengan propelan komposit ganda. Selain itu motor roket RX1210/1213 dua tingkat dengan jangkauan 21 km. Kemudian pengembangan motor roket RX2020 dengan diameter 200 mm dan propelan 2 m dengan jangkauan 40 km.
Mulai dari tahun 2010 fokus pengembangan ditujukan kepada D230 RX1210 dengan jangkauan maksimum 15 km, D230 RX1220 dengan perkiraan jangkauan maksimum 21 km dan RX2020. Leading sektor teknologi peroketan adalah LAPAN, teknologi hulu ledak adalah PT. PINDAD, dan integrasi serta industralisasi adalah PT. DI.
Program RKX telah menberikan beberapa hasil, seperti, pengembangan sensor IMU (Inertial Measurement Unit), sistem autopilot, model terowongan angin, sistem aktuasi, yang dalam hal ini menggunakan high torque servo motor, sistem separasi sederhana, sistem telemetri sampai jarak jangkau 60 Km, struktur tahan panas (blast tube), alat penguji subsistem kendali (HWIL), dan sistem sensor pencari sasaran (infra-red/optical) tahap awal. Hasil-hasil tersebut belum maksimal, diantaranya IMU yang dihasilkan masih mempunyai bias error yang terlalu besar untuk bisa melakukan close-loop dengan sistem kendali sikap, sehingga masih diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk mendukung program roket kendali.
TAHUN 2010
Pada tahun 2010 telah diluncurkan Roket D-230 kaliber 122 mm RX-1210 dan RX-1213 dengan jarak jangkau 12-15 km di-freeze menjadi R-Han 122. Roketroket ini mendapat sertifikat uji coba dari Dislitbangal serta Rancang bangun sistem peluncur 8 laras menggunakan mobil Land Rover. Konsorsium pengembangan roket ini melibatkan Instansi Pemerintah (Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pertahanan, Dislitbang TNI AL), Lembaga Riset (ITB, LAPAN, BMKG) dan Industri (PT DI, PT Pindad, PT KS).
Tahun 2011
Telah dilakukan rancang bangun dan uji luncur perdana Roket D-230 kaliber 122 mm, RX- 1220 dengan jarak jangkau 25 km, Roket Kendali RKX- 2020, dan Rancang bangun sistem peluncur Truk Gaz 16 Laras dan Truk Perkasa 8 Laras.
Tahun 2012
Konsorsium telah berhasil mengembangkan roket D-230 RX-1220 dengan diameter 122 mm, berbahan bakar propelan seberat 23 kg, kecepatan terbang 2,7 Mach, dan jarak jangkau sekitar 24 km. Selain itu, dikembangkan juga roket D-230 RX-2020 dengan diameter 200 mm, berbahan bakar propelan seberat 53,4 kg, dan jarak jangkau sekitar 36 km.
Untuk pengembangan sistem elektronika dan kontrol telah dilakukan pengembangan Bus Terminal Server RBU, Simulator Source Station, Software Interfacing, Software Firing Control RBU, Software Tactical Management ASW. Terhadap Roket RX-1220 dan RX-2020 bermuatan GPS dan Radar telah dilakukan uji coba sebanyak 4 kali di Pameungpeuk, Garut.
Tahun 2013
telah dikembangkan roket balistik RX-2020 bermuatan radar dan GPS, prototipe Remote- Controlled Weapon System, Ballistic Computer, Roket Electric-Ducted Fan, Sistem Elektronika (Combat Management System). Uji coba telah dilakukan beberapa kali diantaranya, roket RX-2020 telah diterbangkan di Pamengpeuk tanggal 27 Agustus dan di Morotai 18 Desember 2013, sedangkan uji statis Roket 3 Digit RX 450 dilakukan di Pameungpeuk.
(Jalo dan Kemenristek)
JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar