Kunjungan itu atas undangan Presiden Ukraina Petro Poroshenko, yang dimaksudkan untuk membahas pertemuan yang akan datang mengenai kemitraan Ukraina-NATO, kata Kementerian Luar Negeri Rabu.
Ukraina bukan anggota aliansi 28 negara itu, dan kedua pihak mengatakan bahwa Kiev bergabung dengan organisasi itu tidak hanya pada kartu.
NATO Rabu menuduh Kremlin memperkuat jumlah pasukan di perbatasan Ukraina menjadi 20.000 dari 12.000 pada pertengahan Juli, sehingga menciptakan "situasi berbahaya" dan memicu kekhawatiran Moskow bisa campur tangan di negara tetangganya itu dengan kekuatan.
"Kami berbagi keprihatinan bahwa Rusia bisa menggunakan dalih kemanusiaan atau misi penjaga perdamaian sebagai alasan untuk mengirim pasukan ke Ukraina timur," kata Juru Bicara NATO, Oana Lungescu.
Rusia membantah bahwa pihaknya telah meningkatkan jumlah pasukannya di perbatasan.
Juru bicara kementerian pertahanan, Igor Konashenikov, Rabu dikutip dan mengatakan kepada kantor berita Interfax, bahwa "gerakan pasukan seperti ribuan pasukan dan peralatan tidak mungkin dalam waktu yang singkat ".
NATO telah secara konsisten mendukung tuduhan-tuduhan Kiev bahwa Moskow telah menggerakkan dan pemberontak bersenjata pro-Rusia bertempur memerangi pasukan pemerintah di Ukraina timur hampir selama empat bulan.
PBB mengatakan pertempuran di Ukraina timur telah menewaskan lebih dari 1.300 orang dan memaksa sekitar 285.000 orang meninggalkan rumah mereka, mengungsi.
Rasmussen baru-baru ini meningkatkan retorika atas Ukraina, dan mengatakan dalam satu wawancara yang disiarkan Minggu, NATO akan menyusun rencana pertahanan baru untuk menghadapi "agresi Rusia". Demikian laporan AFP.
(Uu.H-AK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar