Perdana
Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan Menteri Pertahanan Moshe
Yaalon menghadiri sidang kabinet di Tel Aviv, Israel, Kamis (31/7).
Netanyahu, yang menghadapi kekhawatiran internasional mengenai terus
bertambahnya jumlah warga sipil yang tewas di Gaza, mengatakan ia tidak
akan menerima gencatan senjata yang menghentikan Israel untuk
menyelesaikan penumpasan terowongan-terowongan penyusupan militan.
Pejabat Gaza mengatakan setidaknya 1.372 warga Palestina, dimana
sebagian besar dari mereka merupakan warga sipil, tewas akibat serangan
Israel, dan hampi 7.000 lainnya menderita luka-luka. (REUTERS/Dan
Balility)
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov juga mengatakan kepada mitranya, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman, bahwa pihak-pihak yang bermusuhan "harus mencapai kesepakatan yang mengecualikan kembali ke kekerasan di mana warga sipil tak berdosa sebagian besar menderita", lapor AFP.
Pernyataan kementerian luar negeri Rusia tidak menyebutkan apakah Lavrov mengemukakan korban Palestina menderita selama tiga serangan terhadap sekolah yang dioperasikan PBB dan pusat-pusat pengungsi di Gaza, yang para gerilyawan dan sebagian besar pemimpin Barat menyalahkan pasukan Israel.
Moskow mendukung Palestina di era Soviet, tetapi menegakkan hubungan hangat dengan Israel dalam dua dekade terakhir.
Tetapi pengaruhnya di kawasan itu telah turun secara substansial dan Moskow tidak lagi memainkan peran mediasi penting antara kedua belah pihak.
antaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar